Jakarta, Beritasatu.com - Argon Group perusahaan distributor produk farmasi di Indonesia membidik pasar industri alat kesehatan (alkes) di Tanah Air yang terus bertumbuh sejak pandemi Covid-19.
"Dengan pengalaman 40 tahun, Argon Group didukung satu national distribution center, 33 gudang cabang, serta tiga kantor perwakilan yang menjangkau 34 provinsi di Indonesia," kata Presiden Direktur Argon Group, Krestijanto Pandji, dalam keterangan tertulisnya Kamis (30/6/2022).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama kuartal I 2022, total output sub-sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai Rp 59,88 triliun, meningkat 6,47% dari periode yang sama tahun 2021. Sementara data Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan mencatat, industri alat kesehatan melonjak 3,6 kali lipat menjadi 698 unit, dalam 5 tahun terakhir. Selain itu, jumlah rumah sakit juga terus berkembang pesat. Selama 10 tahun terakhir (2011 – 2021), BPS menunjukkan, jumlah rumah sakit melonjak hampir dua kali lipat, dari 1.721 unit menjadi 3.112 unit.
"Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin memprioritaskan kesehatan dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, masa depan industri farmasi dan alat kesehatan akan menjanjikan," kata Krestijanto Pandji.
Krestijanto Pandji mengatakan end-to-end competency yang dimiliki Argon Group memperkuat transformasi sistem ketahanan kesehatan, terutama sektor farmasi dan alat kesehatan. “Argon Group diperkuat 800 tenaga penjual dan 2.388 tenaga profesional. Mereka mengelola 6.000 SKU (stock keeping unit) untuk melayani 70.100 pelanggan, yang terdiri dari rumah sakit, klinik dan outlet farmasi,” kata dia.
Argon Group dikenal sebagai grup usaha yang mengedepankan teknologi digital terintegrasi dan pengambilan keputusan berdasarkan data (data driven initiative), termasuk saat memasuki pasar regional di Kamboja. “Argon Group memetik peluang pertumbuhan industri kesehatan di Asia dengan melakukan ekspansi ke Kamboja, sebagai bagian dari ekspansi kami ke pasar regional,” kata Krestijanto.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menempatkan industri farmasi dan alat kesehatan sebagai sektor yang masuk dalam tujuh prioritas pada roadmap Making Indonesia 4.0. “Kami berharap dunia usaha memanfaatkan peluang ini untuk mengisi pasar alat kesehatan di dalam negeri dan meningkatkan kualitas untuk merebut pasar ekspor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com