Jakarta, Beritasatu.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, ada dua hal yang menjadi pemicu terjadi peningkatan kasus Covid-19 harian tembus 1.000 kasus per hari, yakni varian Delta dan Omicron.
“Kalau kasus Omicron ini karena dampak dari orang Indonesia banyak yang keluar negeri, sehingga terjadi peningkatan kasus. Sedangkan kasus internal atau dari varian Delta, ini karena dampak liburan Natal dan Tahun Baru,” kata Miko saat dihubungi Beritasatu.com, Minggu (16/1/2021).
Miko menuturkan, peningkatan kasus Covid-19 terjadi saat ini masih permulaan. Kasus akan terus meningkat hingga mencapai puncak kasus yang diperkiraan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret 2022.
“Kasus sekarang baru mulai merangkak dan belum puncaknya. Puncaknya masih lama. Menurut saya, akhir Februari atau awal Maret,” ucapnya.
Untuk itu, Miko menyarankan pemerintah untuk melakukan langkah mitigasi dengan membatasi mobilitas di pintu masuk negara. Selain itu, meningkatkan durasi karantina dari 7 hari menjadi 14 hari.
Menurutnya, peningkatan durasi karantina ini dapat membatasi jumlah orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri.
Selanjutnya, selain pengetatan di pintu masuk negara, Miko juga mendorong pemerintah untuk mempercepat cakupan vaksinasi dosis lengkap maupun vaksin booster dan memperkuat protokol kesehatan (prokes) 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) serta upaya 3T (testing, tracing, dan treatment).
“Kita memang tidak bisa menghentikan penularan Covid-19, paling tidak membatasi untuk mengecilkan puncak kasusnya atau memperlambat puncak kasus,” ucapnya.
Miko juga menegaskan, meski kasus Covid-19 saat terus meningkat menuju puncak gelombangan ketiga, namun situasi tidak sama seperti puncak gelombang pertama atau kedua. Dalam hal ini, kasus Covid-19 kali ini kemungkinan tidak akan separah dan jumlah kasus tidak sebanyak gelombang sebelumnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com