Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah dan sedang melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya banjir di Jakarta. Segala sumber daya khususnya dinas-dinas terkait dikerahkan turun ke lapangan untuk menjalankan program-program pengendalian banjir.
“Prinsipnya Pemprov DKI Jakarta akan terus mengupayakan, memastikan tidak ada warga yang terdampak genangan air (banjir) lagi,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat meninjau kondisi bantaran sungai Cipinang, Kebon Pala, Jakarta Timur, Rabu (28/10/2020).
Ariza, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta telah mengantisipasi banjir dengan menjalankan sejumlah program. Program pengendalian banjir tersebut, adalah membangun polder, revitalisasi pompa, pembangunan waduk, peningkatan kapasitas kali, sungai dan saluran, pembangunan tanggul pengaman pantai, flood management information system yang terdiri dari alat pengukur debit, alat pengukur curah hujan, CCTV, dan membangun vertikal drainase.
“Kita membuat berbagai sodetan sekaligus melakukan pengerukan sungai, waduk dan embung untuk mengalirkan air, pelebaran sungai untuk memperluas volume penampungan, menyiagakan kembali seluruh pompa yang ada, membuat drainase vertikal, dan sumur resapan,” ungkap Ariza.
Namun, kata Ariza, yang lebih penting adalah dukungan dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya banjir. Menurut dia, masyarakat bisa berkontribusi dalam mengendalikan banjir.
“Yang paling penting dari semua adalah dukungan dari seluruh warga Jakarta untuk selalu tidak membuang sampah sembarangan. Ya buanglah sampah pada tempatnya. Kita bersama sama bisa membersihkan lingkungan sekitar dengan melakukan pengerukan, pembersihan di tempat air yang ada seperti selokan, got-got di sekitar rumah,” terang dia.
Gerebek Lumpur
Sementara Kepala Dinas SDA DKI Juaini Yusuf mengatakan, pihaknya akan masif melakukan salah satu program pengendalian banjir, yakni gerebek lumpur atau pembersihan lumpur di aliran air di Jakarta. Gerebek lumpur ini, kata Juaini, tidak hanya menyasar waduk atau sungai tetapi juga kali, saluran mikro, saluran penghubung (PHB) sehingga air hujan tidak meluap ke pemukiman warga.
“Program gerebek lumpur ini bertujuan untuk memaksimalkan daya tampung saluran dan kali, sehingga diharapkan dapat mencegah luapan air dari kali dan saluran ke permukiman warga,” ujar Juaini.
Juaini mengatakan program gerebek lumpur ini sudah dilakukan sejak Maret 2020 dan ditargetkan selesai Desember 2020. Anggaran program ini berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Tahun 2020 dengan mekanisme pengerjaannya memakai sistem swakelola, melalui anggaran pemeliharaan yang ada di dinas maupun di suku dinas (sudin). Adapun nilai anggarannya di setiap sudin bervariasi namun berkisar di angka Rp 80 miliar.
Menurut Juani, program gerebek lumpur ini sudah berjalan 50 persen dengan beberapa waduk dan kali yang sudah digerebek lumpurnya, antara lain Kali Sekretaris, Jakarta Barat; Saluran Kali Baru Barat, Tebet, Jakarta Selatan; Waduk Ria Rio, Jakarta Timur; dan Kanal Banjir Barat (KBB) segmen Season City, Jakarta Barat. Selain mengerahkan alat berat seperti eskavator dan truk, pengerjaan program gerebek lumpur ini juga merupakan kolaborasi lintas dinas, seperti Dinas Bina Marga, PPSU Kelurahan dan Kecamatan.
“Program grebek lumpur rutin kami kerjakan selama ini untuk kurangi potensi banjir,”pungkas Juaini.
Sumber: BeritaSatu.com